Isti-Istri Rasulullah
Sebagiamana yang kita
ketahui Baginda Rasulullah memiliki beberapa istri semasa hidupnya. Ada yang
berpendapat Nabi Muhammad menikahi 11 orang wanita dan ada juga berpendapat 12
orang. Beliau menikahi Khadijah binti Khuwaylid yang pada saat itu sudah
menjadi Janda. Beliau sangat mencintai dan menyayangi Khadijah sampai akhir
hayatnya. Beliau satu2nya Istri Rasullullah yang tidak pernah dimadu.
Rasullullah menikah lagi setelah Khadijah wafat dan istri-istri Rsullullah
mendapat gelar Ummul Mukmimin (Ibu orang-orang beriman). Berikut ini adalah
nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW beserta Profil dan kronologi Rasulullah
menikahi mereka
.
1. Khadijah binti Khuwailid ( 556 – 619 M)
Status ketikah menikah
: Ia merupakan istri Nabi Muhammad yang pertama. Sebelum menikah dengan Nabi,
ia pernah menjadi istri dari Atiq bin Abid dan Abu Halah Bin Malik
Umur ketika menikah :
Berbagai riwayat memaparkan bahwa saat Muhammad SAW menikah dengan Khadijah,
umur Khadijah berusia 40 tahun sedangkan Nabi hanya berumur 25 tahun.
Ia merupakan istri
Muhammad SAW yang pertama dan tidak pernah dimadu, karena semua istrinya yang
dimadu dinikahi setelah wafatnya Khadijah. Di samping itu, semua anak Nabi
kecuali Ibrahim adalah anak kandung Khadijah.
Maskawin : Maskawin dari nabi Muhammad
s.a.w. sebanyak 20 bakrah
dan upacara perkawinan diadakan oleh ayahnya Khuwailid. Riwayat lain
menyatakan, upacara itu dilakukan oleh saudaranya Amr bin Khuwailid.
Keturunan/Anak :
Pernikahannya dengan Khadijah menghasilkan keturunan enam orang, yaitu: Al
Qasim, Zainab,
Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah, dan Abdullah. Al Qosim mendapat
julukan Abul Qosim, sedangkan Abdullah mempunyai julukan at Thoyib at
Thohir yang berarti “Yang Bagus dan Lagi Suci”.
2. Saudah binti Zam’ah (596 – 674 M)
Status ketikah menikah
: Saudah adalah seorang janda tua. Suami pertamanya ialah al-Sakran bin Amr.
Sawdah dan suaminya al-Sakran adalah di antara mereka yang pernah berhijrah ke Habsyah. Saat suaminya meninggal dunia setelah pulang dari
Habsyah, maka Rasulullah telah
mengambilnya menjadi istri untuk memberi perlindungan kepadanya dan memberi
penghargaan yang tinggi kepada suaminya.
Umur ketika menikah :
Saudah hidup sebagai janda lanjut usia di atas 60 tahun, tanpa pelindung;
bapaknya sendiri masih musyrik. Meskipun berstatus sebagai istri, ia tidak
pernah meminta haknya selaku umumnya seorang istri.
Maskawin : Saudah
dinikahi Rasulullah dengan mas kawin 400 dirham. Acara pernikahan dilakukan
oleh Salit bin Amr. Riwayat lain menyatakan upacara dilakukan oleh Abu Hatib
bin Amr.
Keturunan/Anak : tidak
ada.
3. Aisyah binti Abu Bakar (614-678)
Status ketikah menikah
: Aisyah adalah satu-satunya istri Muhammad yang masih gadis pada saat
dinikahi. Aisyah dinikahkan pada tahun 620 M.
Umur ketika menikah :
dinikahi 620 M, tinggal serumah 623/624 M sesudah hijrah ke Madinah. Menurut
Al-Thabari, Aisyah dilahirkan pada jaman jahiliah (sebelum 610 M), berarti umur
Aisyah waktu menikah minimal 10 tahun, dan tinggal serumah minimal umur 13
tahun. Riwayat lain mengatakan Aisyah menikah umur 16 tahun.
Maskawin : Akad nikah
diadakan di Mekkah sebelum Hijrah, tetapi setelah
wafatnya Khadijah dan setelah Muhammad menikah dengan Saudah. Upacara dilakukan
oleh ayahnya Abu Bakar dengan maskawin 400 dirham.
Keturunan/Anak : tidak
ada.
4. Hafshah binti Umar bin al-Khattab
Status ketikah menikah
: Hafsah seorang janda. Suami pertamanya Khunais bin Hudhafah al-Sahmiy yang
meninggal dunia saat Perang badar.
Ayahnya Umar meminta Abu Bakar menikah dengan Hafsah, tetapi Abu Bakar tidak
menyatakan persetujuan apapun dan Umar mengadu kepada nabi Muhammad. Kemudian
rasulullah mengambil Hafsah sebagai istri. Hafsah Binti Umar (wafat 45 H)
Umur ketika menikah :
Pernikahan Rasulullah . dengan Hafshah merupakan bukti cinta kasihnya kepada
mukminah yang telah menjanda setelah ditinggalkan suaminya, Khunais bin
Hudzafah as-Sahami, yang berjihad di jalan Allah, pernah berhijrah ke Habasyah,
kemudian ke Madinah, dan gugur dalam Perang Badar. Setelah suami anaknya
meninggal, dengan perasaan sedih, Urnar menghadap Rasulullah untuk mengabarkan
nasib anaknya yang menjanda. Ketika itu Hafshah berusia 18 tahun. Mendengar penuturan Umar, Rasulullah memberinya kabar
gembira dengan mengatakan bahwa ia bersedia menikahi Hafshah.
Keturunan/Anak : tidak
ada.
5. Hindun binti Abi Umayyah (Ummu Salamah)
Status ketikah menikah
: Salamah seorang janda tua mempunyai 4 anak dengan suami pertama yang bernama
Abdullah bin Abd al-Asad. Suaminya syahid dalam Perang Uhud dan saudara sepupunya turut
syahid pula dalam perang itu lalu nabi Muhammad melamarnya. Mulanya lamaran
ditolak karena menyadari usia tuanya. Alasan umur turut digunakannya ketika
menolak lamaran Abu Bakar dan Umar al Khattab.
Umur ketika menikah :
Umur Ummu Salamah saat menikah dengan Rasulullah adalah 65 tahun.
Maskawin : Lamaran
kali kedua nabi Muhammad diterimanya dengan maskawin sebuah tilam, mangkuk dari
sebuah pengisar tepung.
Keturunan/Anak : tidak
ada.
6. Ramlah binti Abu Sufyan (Ummu Habibah)
Status ketikah menikah
: Ummu Habibah seorang janda. Suami pertamanya Ubaidillah bin Jahsyin
al-Asadiy. Ummu Habibah dan suaminya Ubaidullah pernah berhijrah ke Habsyah.
Ubaidullah meninggal dunia ketika di rantau dan Ummu Habibah yang berada di
Habsyah kehilangan tempat bergantung.
Umur ketika menikah :
Rasulullah menikahi Ummu Habibah ketika berumur 35 tahun.
Mas Kawin : Melalui al
Najashi, nabi Muhammad melamar Ummu Habibah dan upacara pernikahan dilakukan
oleh Khalid bin Said al-As dengan maskawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi
bagi pihak nabi.
Keturunan/Anak : tidak
ada.
7. Juwayriyah (Barrah) binti Harits
Status ketikah menikah
: Seorang janda, suami pertamanya bernama Masafeah Ibn Safuan. Ayah Juwairiyah
ialah ketua kelompok Bani Mustaliq yang telah mengumpulkan bala tentaranya untuk
memerangi nabi Muhammad dalam Perang al-Muraisi’. Setelah Bani al-Mustaliq tewas dan Barrah
ditawan oleh Tsabit bin Qais bin al-Syammas al-Ansariy. Tsabit hendak dimukatabah dengan 9 tahil emas, dan Barrah pun mengadu kepada
nabi. Rasulullah bersedia membayar mukatabah tersebut, kemudian menikahinya.
Mas Kawin : 9 tahil
emas.
Keturunan/anak : tidak
ada.
8. Shafiyah binti Huyay
Shafiyah anak dari
Huyay, ketua suku Bani Nadhir, yang berdiam di sekitar Madinah. Dalam Perang Khaibar, Shafiyah dan suaminya
Kinanah bin al-Rabi telah tertawan. Dalam satu perundingan setelah dibebaskan,
Safiyah memilih untuk menjadi istri nabi Muhamad.
Sofiah binti Huyai bin Akhtab (wafat 50 H).
Shafiyah memiliki kulit yang sangat putih dan memiliki paras cantik,
menurut Ummu Sinan Al-Aslamiyah, sehingga membuat
cemburu istri-istri Muhammad yang lain. Bahkan ada istri Muhammad dengan nada
mengejek, mereka mengatakan bahwa mereka adalah wanita-wanita Quraisy, wanita-wanita Arab sedangkan
dirinya adalah wanita asing (Yahudi). Bahkan suatu ketika Hafshah sampai
mengeluarkan lisan kata-kata, ”Anak seorang Yahudi” hingga menyebabkan Shafiyah
menangis. Muhammad kemudian bersabda, “Sesungguhnya engkau adalah seorang putri
seorang nabi dan pamanmu adalah seorang nabi,
suamimu pun juga seorang nabi lantas dengan alasan apa dia mengejekmu?”
Kemudian Muhammad bersabda kepada Hafshah, “Bertakwalah kepada Allah wahai
Hafshah!” Selanjutnya manakala dia mendengar ejekan dari istri-istri nabi yang
lain maka diapun berkata, “Bagaimana bisa kalian lebih baik dariku, padahal
suamiku adalah Muhammad, ayahku (leluhur) adalah Harun
dan pamanku adalah Musa?” Shafiyah wafat tatkala berumur
sekitar 50 tahun, ketika masa pemerintahan Mu’awiyah.
Status ketikah menikah
: Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali
sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW.
Keturunan/anak : tidak
ada.
9. Zaynab binti Jahsy
Zaynab merupakan istri
Zaid bin Haritsah,
yang pernah menjadi budak dan kemudian menjadi anak angkat nabi Muhammad
s.a.w. setelah dia dimerdekakan. Hubungan suami istri antara Zainah
dan Zaid tidak bahagia karena Zainab dari keturunan mulia, tidak mudah patuh
dan tidak setaraf dengan Zaid. Zaid telah menceraikannya walaupun telah
dinasihati oleh nabi Muhammad s.a.w. dan Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka
bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37)
Status ketikah menikah
: Janda cerai dari Zaid bin Haritsah.
Keturunan/anak : tidak
ada.
10. Zaynab binti Khuzaymah
Zaynab putri Khuzaymah
bin al-Harits bin Abdullah bin Amr bin Abdu Manaf bin Hilal bin Amir bin
Sha’sha’a bin Muawiyah. Dijuluki “Ibu orang-orang miskin” karena
kedermawanannya terhadap orang-orang miskin. Sebelumnya menikah dengan
Muhammad, ia adalah istri dari Abdullah bin Jahsy
Status ketikah menikah
: Ia adalah seorang Janda tua yang suaminya meninggal dalam perang UHUD,
suaminya yang pertama bernama Adullah bin Jahsy. Ia dinikahi oleh Nabi Muhammad
pada tahun ke 3 H dan hidup bersamanya selama hanya dua atau tiga bulan.,
karena Zainab binti Khuzaimah meninggal dunia sewaktu Nabi Muhammad masih
hidup.
Umur ketika menikah :
Mas Kawin :
Keturunan/anak : tidak
ada.
11. Maymunah binti Al-Harits
Maymunah binti
al-Harits bin Hazn bin Bujair bin al-Harm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal
bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah bibi dari Khalid bin Walid dab Abdullah bin
Abbas. Rasulullah saw menikahinya di tempat yang bernama Sarif suatu tempat
mata air yang berada sembilan mil dari kota Mekah. Ia adalah wanita terakhir yang dinikahi oleh Muhammad.
Wafat di Sarif pada tahun 63 H.
Status ketikah menikah
: seorang janda, Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi
SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam
dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah
merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.
Umur ketika menikah :
Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah
60 tahun.
Keturunan/anak : tidak
ada.
12. Maria binti Syama’un
Mariah al-Qibthiyah
ialah satu-satunya istri Nabi yang berasal dari Mesir. Ia seorang mantan budak Nabi yang telah dinikahi dan satu-satunya pula yang
dengannya Nabi memperoleh anak selain Khadijah yakni Ibrahim namun meninggal
dalam usia 4 tahun. Mariyah al-Qibtiyah wafat pada 16H/637 M.
Seperti halnya
Sayyidah Raihanah binti Zaid, Mariyah al-Qibtiyah adalah teman (stlh dibebaskan
Rasulullah) yang kemudian ia nikahi. Rasulullah memperlakukan Mariyah
sebagaimana ia memperlakukan istri-istrinya yang lainnya. Abu Bakar dan Umar
pun memperlakukan Mariyah layaknya seorang Ummul-Mukminin. Dia adalah istri Rasulullah
satu-satunya yang melahirkan seorang putra, Ibrahim, setelah Khadijah.
Allah menghendaki
Mariyah al-Qibtiyah melahirkan seorang putra Rasulullah setelah Khadijah.
Betapa gembiranya Rasulullah mendengar berita kehamilan Mariyah, terlebih
setelah putra-putrinya, yaitu Abdullah, Qasim, dan Ruqayah meninggal dunia.
Mariyah mengandung
setelah setahun tiba di Madinah. Kehamilannya membuat istri-istri Rasul cemburu
karena telah beberapa tahun mereka menikah, namun tidak kunjung dikaruniai
seorang anak pun. Rasulullah menjaga kandungan istrinya dengan sangat
hati-hati. Pada bulan Dzulhijjah tahun kedelapan hijrah, Mariyah melahirkan
bayinya yang kemudian Rasulullah memberinya nama Ibrahim demi mengharap berkah
dari nama bapak para nabi, Ibrahim. Lalu ia memerdekakan Mariyah sepenuhnya.
Status ketikah menikah
: Seorang wanita asal Mesir yang dihadiahkan oleh Muqauqis, penguasa Mesir kepada Rasulullah tahun 7 H. Setelah
dimerdekakan lalu dinikahi oleh Rasulullah dan mendapat seorang putra bernama
Ibrahim. Sepeninggal Rasulullah dia dibiayai oleh Abu Bakar kemudian Umar dan
meninggal pada masa kekhalifahan Umar.
Umur ketika menikah :.
Hari kelahirannya sampai saat ini tidak diketahui. Juga, tidak ada
sumber-sumber kuat yang menyebutkan usianya.
Keturunan/anak : Ummu
Maria memberikan Nabi seorang anak Ibrahim bin Muhammad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar