Sabtu, 18 April 2015

Nama Istri-Istri Rasulullah

Isti-Istri Rasulullah
Sebagiamana yang kita ketahui Baginda Rasulullah memiliki beberapa istri semasa hidupnya. Ada yang berpendapat Nabi Muhammad menikahi 11 orang wanita dan ada juga berpendapat 12 orang. Beliau menikahi Khadijah binti Khuwaylid yang pada saat itu sudah menjadi Janda. Beliau sangat mencintai dan menyayangi Khadijah sampai akhir hayatnya. Beliau satu2nya Istri Rasullullah yang tidak pernah dimadu. Rasullullah menikah lagi setelah Khadijah wafat dan istri-istri Rsullullah mendapat gelar Ummul Mukmimin (Ibu orang-orang beriman). Berikut ini adalah nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW beserta Profil dan kronologi Rasulullah menikahi mereka
.
1. Khadijah binti Khuwailid ( 556 – 619 M)
Status ketikah menikah : Ia merupakan istri Nabi Muhammad yang pertama. Sebelum menikah dengan Nabi, ia pernah menjadi istri dari Atiq bin Abid dan Abu Halah Bin Malik
Umur ketika menikah : Berbagai riwayat memaparkan bahwa saat Muhammad SAW menikah dengan Khadijah, umur Khadijah berusia 40 tahun sedangkan Nabi hanya berumur 25 tahun.
Ia merupakan istri Muhammad SAW yang pertama dan tidak pernah dimadu, karena semua istrinya yang dimadu dinikahi setelah wafatnya Khadijah. Di samping itu, semua anak Nabi kecuali Ibrahim adalah anak kandung Khadijah.
Maskawin : Maskawin dari nabi Muhammad s.a.w. sebanyak 20 bakrah dan upacara perkawinan diadakan oleh ayahnya Khuwailid. Riwayat lain menyatakan, upacara itu dilakukan oleh saudaranya Amr bin Khuwailid.
Keturunan/Anak : Pernikahannya dengan Khadijah menghasilkan keturunan enam orang, yaitu: Al Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah, dan Abdullah. Al Qosim mendapat julukan Abul Qosim, sedangkan Abdullah mempunyai julukan at Thoyib at Thohir yang berarti “Yang Bagus dan Lagi Suci”.
2. Saudah binti Zam’ah (596 – 674 M)
Status ketikah menikah : Saudah adalah seorang janda tua. Suami pertamanya ialah al-Sakran bin Amr. Sawdah dan suaminya al-Sakran adalah di antara mereka yang pernah berhijrah ke Habsyah. Saat suaminya meninggal dunia setelah pulang dari Habsyah, maka Rasulullah telah mengambilnya menjadi istri untuk memberi perlindungan kepadanya dan memberi penghargaan yang tinggi kepada suaminya.
Umur ketika menikah : Saudah hidup sebagai janda lanjut usia di atas 60 tahun, tanpa pelindung; bapaknya sendiri masih musyrik. Meskipun berstatus sebagai istri, ia tidak pernah meminta haknya selaku umumnya seorang istri.
Maskawin : Saudah dinikahi Rasulullah dengan mas kawin 400 dirham. Acara pernikahan dilakukan oleh Salit bin Amr. Riwayat lain menyatakan upacara dilakukan oleh Abu Hatib bin Amr.
Keturunan/Anak : tidak ada.
3. Aisyah binti Abu Bakar (614-678)
Status ketikah menikah : Aisyah adalah satu-satunya istri Muhammad yang masih gadis pada saat dinikahi. Aisyah dinikahkan pada tahun 620 M.
Umur ketika menikah : dinikahi 620 M, tinggal serumah 623/624 M sesudah hijrah ke Madinah. Menurut Al-Thabari, Aisyah dilahirkan pada jaman jahiliah (sebelum 610 M), berarti umur Aisyah waktu menikah minimal 10 tahun, dan tinggal serumah minimal umur 13 tahun. Riwayat lain mengatakan Aisyah menikah umur 16 tahun.
Maskawin : Akad nikah diadakan di Mekkah sebelum Hijrah, tetapi setelah wafatnya Khadijah dan setelah Muhammad menikah dengan Saudah. Upacara dilakukan oleh ayahnya Abu Bakar dengan maskawin 400 dirham.
Keturunan/Anak : tidak ada.
4. Hafshah binti Umar bin al-Khattab
Status ketikah menikah : Hafsah seorang janda. Suami pertamanya Khunais bin Hudhafah al-Sahmiy yang meninggal dunia saat Perang badar. Ayahnya Umar meminta Abu Bakar menikah dengan Hafsah, tetapi Abu Bakar tidak menyatakan persetujuan apapun dan Umar mengadu kepada nabi Muhammad. Kemudian rasulullah mengambil Hafsah sebagai istri. Hafsah Binti Umar (wafat 45 H)
Umur ketika menikah : Pernikahan Rasulullah . dengan Hafshah merupakan bukti cinta kasihnya kepada mukminah yang telah menjanda setelah ditinggalkan suaminya, Khunais bin Hudzafah as-Sahami, yang berjihad di jalan Allah, pernah berhijrah ke Habasyah, kemudian ke Madinah, dan gugur dalam Perang Badar. Setelah suami anaknya meninggal, dengan perasaan sedih, Urnar menghadap Rasulullah untuk mengabarkan nasib anaknya yang menjanda. Ketika itu Hafshah berusia 18 tahun. Mendengar penuturan Umar, Rasulullah memberinya kabar gembira dengan mengatakan bahwa ia bersedia menikahi Hafshah.
Keturunan/Anak : tidak ada.
5. Hindun binti Abi Umayyah (Ummu Salamah)
Status ketikah menikah : Salamah seorang janda tua mempunyai 4 anak dengan suami pertama yang bernama Abdullah bin Abd al-Asad. Suaminya syahid dalam Perang Uhud dan saudara sepupunya turut syahid pula dalam perang itu lalu nabi Muhammad melamarnya. Mulanya lamaran ditolak karena menyadari usia tuanya. Alasan umur turut digunakannya ketika menolak lamaran Abu Bakar dan Umar al Khattab.
Umur ketika menikah : Umur Ummu Salamah saat menikah dengan Rasulullah adalah 65 tahun.
Maskawin : Lamaran kali kedua nabi Muhammad diterimanya dengan maskawin sebuah tilam, mangkuk dari sebuah pengisar tepung.
Keturunan/Anak : tidak ada.
6. Ramlah binti Abu Sufyan (Ummu Habibah)
Status ketikah menikah : Ummu Habibah seorang janda. Suami pertamanya Ubaidillah bin Jahsyin al-Asadiy. Ummu Habibah dan suaminya Ubaidullah pernah berhijrah ke Habsyah. Ubaidullah meninggal dunia ketika di rantau dan Ummu Habibah yang berada di Habsyah kehilangan tempat bergantung.
Umur ketika menikah : Rasulullah menikahi Ummu Habibah ketika berumur 35 tahun.
Mas Kawin : Melalui al Najashi, nabi Muhammad melamar Ummu Habibah dan upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan maskawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.
Keturunan/Anak : tidak ada.
7. Juwayriyah (Barrah) binti Harits
Status ketikah menikah : Seorang janda, suami pertamanya bernama Masafeah Ibn Safuan. Ayah Juwairiyah ialah ketua kelompok Bani Mustaliq yang telah mengumpulkan bala tentaranya untuk memerangi nabi Muhammad dalam Perang al-Muraisi’. Setelah Bani al-Mustaliq tewas dan Barrah ditawan oleh Tsabit bin Qais bin al-Syammas al-Ansariy. Tsabit hendak dimukatabah dengan 9 tahil emas, dan Barrah pun mengadu kepada nabi. Rasulullah bersedia membayar mukatabah tersebut, kemudian menikahinya.
Mas Kawin : 9 tahil emas.
Keturunan/anak : tidak ada.
8. Shafiyah binti Huyay
Shafiyah anak dari Huyay, ketua suku Bani Nadhir, yang berdiam di sekitar Madinah. Dalam Perang Khaibar, Shafiyah dan suaminya Kinanah bin al-Rabi telah tertawan. Dalam satu perundingan setelah dibebaskan, Safiyah memilih untuk menjadi istri nabi Muhamad. Sofiah binti Huyai bin Akhtab (wafat 50 H).
Shafiyah memiliki kulit yang sangat putih dan memiliki paras cantik, menurut Ummu Sinan Al-Aslamiyah, sehingga membuat cemburu istri-istri Muhammad yang lain. Bahkan ada istri Muhammad dengan nada mengejek, mereka mengatakan bahwa mereka adalah wanita-wanita Quraisy, wanita-wanita Arab sedangkan dirinya adalah wanita asing (Yahudi). Bahkan suatu ketika Hafshah sampai mengeluarkan lisan kata-kata, ”Anak seorang Yahudi” hingga menyebabkan Shafiyah menangis. Muhammad kemudian bersabda, “Sesungguhnya engkau adalah seorang putri seorang nabi dan pamanmu adalah seorang nabi, suamimu pun juga seorang nabi lantas dengan alasan apa dia mengejekmu?” Kemudian Muhammad bersabda kepada Hafshah, “Bertakwalah kepada Allah wahai Hafshah!” Selanjutnya manakala dia mendengar ejekan dari istri-istri nabi yang lain maka diapun berkata, “Bagaimana bisa kalian lebih baik dariku, padahal suamiku adalah Muhammad, ayahku (leluhur) adalah Harun dan pamanku adalah Musa?” Shafiyah wafat tatkala berumur sekitar 50 tahun, ketika masa pemerintahan Mu’awiyah.
Status ketikah menikah : Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW.
Keturunan/anak : tidak ada.
9. Zaynab binti Jahsy
Zaynab merupakan istri Zaid bin Haritsah, yang pernah menjadi budak dan kemudian menjadi anak angkat nabi Muhammad s.a.w. setelah dia dimerdekakan. Hubungan suami istri antara Zainah dan Zaid tidak bahagia karena Zainab dari keturunan mulia, tidak mudah patuh dan tidak setaraf dengan Zaid. Zaid telah menceraikannya walaupun telah dinasihati oleh nabi Muhammad s.a.w. dan Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37)
Status ketikah menikah : Janda cerai dari Zaid bin Haritsah.
Keturunan/anak : tidak ada.
10. Zaynab binti Khuzaymah
Zaynab putri Khuzaymah bin al-Harits bin Abdullah bin Amr bin Abdu Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah. Dijuluki “Ibu orang-orang miskin” karena kedermawanannya terhadap orang-orang miskin. Sebelumnya menikah dengan Muhammad, ia adalah istri dari Abdullah bin Jahsy
Status ketikah menikah : Ia adalah seorang Janda tua yang suaminya meninggal dalam perang UHUD, suaminya yang pertama bernama Adullah bin Jahsy. Ia dinikahi oleh Nabi Muhammad pada tahun ke 3 H dan hidup bersamanya selama hanya dua atau tiga bulan., karena Zainab binti Khuzaimah meninggal dunia sewaktu Nabi Muhammad masih hidup.
Umur ketika menikah :
Mas Kawin :
Keturunan/anak : tidak ada.
11. Maymunah binti Al-Harits
Maymunah binti al-Harits bin Hazn bin Bujair bin al-Harm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah bibi dari Khalid bin Walid dab Abdullah bin Abbas. Rasulullah saw menikahinya di tempat yang bernama Sarif suatu tempat mata air yang berada sembilan mil dari kota Mekah. Ia adalah wanita terakhir yang dinikahi oleh Muhammad. Wafat di Sarif pada tahun 63 H.
Status ketikah menikah : seorang janda, Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.
Umur ketika menikah : Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun.
Keturunan/anak : tidak ada.
12. Maria binti Syama’un
Mariah al-Qibthiyah ialah satu-satunya istri Nabi yang berasal dari Mesir. Ia seorang mantan budak Nabi yang telah dinikahi dan satu-satunya pula yang dengannya Nabi memperoleh anak selain Khadijah yakni Ibrahim namun meninggal dalam usia 4 tahun. Mariyah al-Qibtiyah wafat pada 16H/637 M.
Seperti halnya Sayyidah Raihanah binti Zaid, Mariyah al-Qibtiyah adalah teman (stlh dibebaskan Rasulullah) yang kemudian ia nikahi. Rasulullah memperlakukan Mariyah sebagaimana ia memperlakukan istri-istrinya yang lainnya. Abu Bakar dan Umar pun memperlakukan Mariyah layaknya seorang Ummul-Mukminin. Dia adalah istri Rasulullah satu-satunya yang melahirkan seorang putra, Ibrahim, setelah Khadijah.
Allah menghendaki Mariyah al-Qibtiyah melahirkan seorang putra Rasulullah setelah Khadijah. Betapa gembiranya Rasulullah mendengar berita kehamilan Mariyah, terlebih setelah putra-putrinya, yaitu Abdullah, Qasim, dan Ruqayah meninggal dunia.
Mariyah mengandung setelah setahun tiba di Madinah. Kehamilannya membuat istri-istri Rasul cemburu karena telah beberapa tahun mereka menikah, namun tidak kunjung dikaruniai seorang anak pun. Rasulullah menjaga kandungan istrinya dengan sangat hati-hati. Pada bulan Dzulhijjah tahun kedelapan hijrah, Mariyah melahirkan bayinya yang kemudian Rasulullah memberinya nama Ibrahim demi mengharap berkah dari nama bapak para nabi, Ibrahim. Lalu ia memerdekakan Mariyah sepenuhnya.
Status ketikah menikah : Seorang wanita asal Mesir yang dihadiahkan oleh Muqauqis, penguasa Mesir kepada Rasulullah tahun 7 H. Setelah dimerdekakan lalu dinikahi oleh Rasulullah dan mendapat seorang putra bernama Ibrahim. Sepeninggal Rasulullah dia dibiayai oleh Abu Bakar kemudian Umar dan meninggal pada masa kekhalifahan Umar.
Umur ketika menikah :. Hari kelahirannya sampai saat ini tidak diketahui. Juga, tidak ada sumber-sumber kuat yang menyebutkan usianya.
Keturunan/anak : Ummu Maria memberikan Nabi seorang anak Ibrahim bin Muhammad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar