Karomah Salman al-Farisi r.a.
Karomah Salman al-Farisi r.a.
Kisah 1
Salah
satu karamah Salman adalah ketika suatu hari ia keluar dari Madain
bersama seorang tamu, tiba-tiba ada sekawanan kijang berjalan di padang
pasir dan burung-burung beterbangan di angkasa raya. Salman berkata,
"Kemarilah wahai burung dan kijang, karena aku kedatangan seorang tamu
yang sangat ingin aku muliakan. Maka datanglah seekor burung dan
kijang kepadanya. Tamu itu berkata, "Maha Suci Allah." Kemudian Salman
berkata kepadanya, "Apakah engkau heran melihat seorang hamba yang
taat kepada Allah, tetapi ia didurhakai oleh sesuatu?" (Kisah ini aku
kemukakan dalam kitab Hujjatullah 'ala al-Alamin dan dikemukakan juga oleh Syaikh Abdul Majid al-Khan al-Dimasyqi dalam kitabnya Al-Hadaiq al- Wardiyyah fi Ajla'i al Tharigah al-Naqsyabandiyyah)
Kisah 2
Harits
bin Amir melakukan perjalanan sampai di Madain. Ia bertemu seorang
laki-laki berpakaian lusuh membawa kulit yang disamak berwarna merah
yang digunakan dalam pertempuran. Laki-laki itu menoleh ke arah Harits,
lalu berkata, "Tetaplah di tempatmu, ya Abdullah!" Harits bertanya
kepada orang di sampingnya, "Siapa orang ini?" Jawabnya, "Salman."
Lalu
Salman masuk ke dalam rumahnya, dan mengenakan baju putih. la
menyambut Harits, meraih tangannya, dan menyalaminya. Harits lalu
berkata, "Ya Abu Abdullah, engkau belum pernah bertemu denganku
sebelumnya, dan aku juga belum pernah bertemu denganmu. Engkau tidak
mengenalku, begitu juga aku tidak mengenalmu." Salman menjawab, "Ya,
demi Zat yang menguasai jiwaku. Ruhku telah mengenal ruhmu ketika aku
bertemu denganmu. Bukankah engkau Harits bin `Amir?" Harits menjawab,
"Ya." Salman menegaskan,'Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda,
`Ruh-ruh itu laksana tentara yang berperang. Tentara yang dikenal
adalah kawan dan yang tak dikenal adalah lawan."' (Diriwayatkan oleh
Syaikh Abdul Majid dari Abu Na'im)
Karamah ini juga dikemukakan dalam kitab Al Tabaqah karya Imam Munawi.
Dari
Abu Saeed Al-Khudri, beliau berkata : “Pada suatu malam ketika Usaid
ibnu Khudhair sedang membaca Al Qur’an di pekarangan rumahnya,
tiba-tiba kudanya melonjak-lonjak, sampai ia menghentikan bacaannya.
Kemudian ketika ia melanjutkan bacaannya lagi, anehnya, kudanya
melonjak-lonjak lagi, sampai ia menghentikan bacaannya. Kata Usaid:
“Maka aku takut kalau kudaku menginjak Yahya, putraku. Ketika aku
berdiri, tiba-tiba aku lihat di atas kepalaku ada naungan cahaya dan
ia membumbung ke atas lambat-lambat sampai menghilang dari
pandanganku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar