karomah Ala' bin Hadhrami
karomah Ala' bin Hadhrami
Dalam
kitab Al Aghani li Abi al-Faraj al-Ashbahani, kisah Ala' bin Hadhrami
diceritakan secara panjang lebar berdasarkan riwayat Muhammad bin
Jarir. Munjab bin Rasyid (sahabat Rasulullah Saw) menuturkan kisah
tersebut sebagai berikut, Abu Bakar mengutus Ala' bin Hadhrami dan
pasukannya unruk mcmerangi orang-orang murtad di Bahrain. Orang-orang
muslim yang tidak murtad menyusul pasukan Ala' sewaktu mereka, berjalan
di padang terbuka. Ketika sampai di tengah-tengah padang itu, Allah
memperlihatkan kekuasaan-Nya kepada mereka. Ala' turun dari
kendaraannya dan menyuruh pasukannya untuk turun.
Di
tengah malam, unta-unta mereka lari ketakutan sampai tak tersisa satu
pun, dengan membawa semua perbekalan dan tenda yang belum sempat
mereka turunkan dari punggung unta-unta itu. Mereka tidak mengerti
sekelompok hewan apa yang menyerang unta-unta itu, tetapi tidak
menyerang diri mereka. Mereka saling memperingatkan untuk tetap
waspada, lalu pemberi aba-aba menyuruh mereka berkumpul. Ala' kemudian
berkata, "Apa yang telah menyerang dan mengalahkan kalian?"
Orang-orang mengadu kepadanya, "Kita terjebak di tengah-tengah padang
pasir tanpa air. Jika kita di sini sampai besok meskipun matahari
tidak menyengat, maka kita hanya pulang tinggal nama." Ala' berkata,
"Jangan takut! Bukankah kalian orang-orang muslim? Bukankah kalian
berjuang di jalan Allah! Bukankah kalian penolong-penolong agama
Allah?" Mereka menjawab, "Ya." Ala' berkata lagi, "Bergembiralah! Demi
Allah, Allah Yang Maha Suci dan Maha Luhur tidak akan menelantarkan
kalian dalam kondisi seperti ini."
Seorang
muazin kemudian mengumandangkan azan shalat subuh ketika fajar
terbit. Ala' shalat bersama pasukannya. Sebagian dari mereka bersuci
dengan tayammum, dan sebagian lagi masih dalam keadaan suci. Selesai
shalat, Ala' berlutut diikuti oleh pasukannya.Aa berdoa dengan
sungguh-sungguh begitu juga pasukannya. Kemudian mereka melihat
fatamorgana. Belum selesai Ala berdoa, mereka melihat fatamorgana
lagi. Komandan perang berseru, 'Air." Ala' berdiri dikuti oleh
pasukannya. Mereka mendekati air itu, lalu minum dan mandi. Matahari
belum begitu tinggi, ketika unta-unta datang dari berbagai arah
mendekati mereka. Setiap orang menunggang satu unta, sehingga tak satu
pun yang berjalan. Setelah minum, mereka merasa puas dan segar
kembali, lalu melanjutkan perjalanan.
Pada
waktu itu, Munjab bin Rasyid berjalan bersisian dengan Abu Hurairah.
Setelah jauh dari tempat itu, Abu Hurairah bertanya kepada Munjab,
"Menurutmu, di mana sumber air yang tadi kita pakai?" Munjab menjawab,
"Aku orang yang paling mengetahui daerah ini." Abu Hurairah berkata,
"Kalau begitu, mari kita kembali sampai kau bisa menunjukkan kepadaku
sumber air tersebut." Munjab dan Abu Hurairah kembali ke tempat itu,
tetapi keduanya tidak menemukan kolam dan jejak air itu. Munjab berkata
kepada Abu Hurairah, "Demi Allah, meski aku tidak melihat kolam air,
aku yakin ini tempat kita tadi, dan aku tidak pernah melihat air di
tempat ini sebelumnya." Kemudian Abu Hurairah melihat sekeliling,
tiba-tiba ada kantong kulit penuh dengan air. Abu Hurairah berkata,
"Hai Sahm, demi Allah, inilah tempat itu. Mari kita isi kembali kantong
kulit kita, lalu letakkan di tepi lembah." Munjab menimpah, "Ini
adalah anugerah dan tanda kekuasaan Allah." Munjab meyakini hal itu,
lalu memuji Allah.
Kemudian
Ala dan pasukannya melanjutkan perjalanan, hingga tiba di tempat
bernama Hijr. Pasukan muslimin berperang dengan orangorang kafir dan
berhasil mengalahkan mereka di sana. Orang-orang kafir melarikan diri ke
daratan di seberang laut. Mereka menyeberangi laut dengan menggunakan
kapal. Allah mengumpulkan mereka di daratan tersebut. Ala'
memerintahkan pasukannya mengejar mereka, dan berkhutbah, 'Allah Yang
Maha Agung dan Perkasa telah membuat kalian nenghadapi pasukan setan
dan perang yang berat pada hari ini. Dia telah memperlihatkan
tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kalian di daratan, agar kalian bisa
mengambil pelajaran darinya untuk bisa menyeberangi laut ini.
Bangkitlah untuk melawan musuh kalian, perlihatkan kepada mereka bahwa
kalian bisa menyeberangi laut meski tanpa kapal, karena Allah juga
telah mengumpulkan mereka di daratan tersebut." Pasukannya menjawab,
"Kami akan melakukannya, kami tidak akan takut. Demi Allah, kami telah
berhasil menaklukkan padang sahara tadi maka kami yakin Allah akan
menolong kami untuk menaklukkan lautan itu."
Ala'
dan pasukannya melanjutkan perjalanan, sampai tiba di tepi laut.
Mereka melintasi laut itu dengan naik kuda, beserta binatang angkutan,
sekawanan unta, bagal, dan ada pula yang berjalan kaki. Ala membaca
doa, "Wahai Zat Yang Maha Pengasih di antara Yang Pengasih, Yang Maha
Mulia, Yang Maha Bijaksana, tempat berlindung, Yang Maha Hidup, Yang
menghidupkan yang mati, Yang Maha hidup lagi Maha menegakkan, dada tuhan
selain Engkau, wahai Tuhan kami."
Mereka
melintasi laut itu dengan izin Allah seperti berjalan di atas pasir,
dan airnya hanya setinggi tapak kaki kuda. Laut itu biasanya ditempuh
selama sehari semalam dengan naik kapal. Pasukan muslimin sampai ke
daratan. Mereka tidak membiarkan satu orang musyrik pun lolos, menawan
anak-anak, dan mengambil harta rampasan perang. Saat itu, pasukan
berkuda kaum muslimin berjumlah 6000 orang dan yang berjalan kaki 2000
orang. Selesai perang, mereka pulang dengan menyeberangi laut seperti
sebelumnya.
'Atiq menyenandungkan syair tentang peristiwa ini:
Tidakkah engkau lihat Allah telah menundukkan laut-Nya
Dan menyerang orang-orang kafir dengan kekuasaan-Nya
Orang yang membelah lautan kembali datang kepada kami
Dengan keajaiban yang lebih mengagumkan daripada membelah lautan
Ala'
dan pasukannya pulang dari daratan itu kecuali orang-orang yang ingin
tinggal di sana. Di Hijr, ada seorang rahib yang masuk Islam. Rahib
itu ditanya, "Apa yang mendorongmu untuk masuk Islam?" Ia menjawab,
'Ada tiga keajaiban pasukan muslimin yang telah aku saksikan, yakni
munculnya banyak air di padang yang gersang, terbukanya jalan di
lautan, dan doa mereka yang kudengar di udara seperti sihir. Setelah
menyaksikannya, aku takut Allah akan memperburuk keadaanku bila aku
tidak masuk Islam." Orang-orang bertanya, "Doa apa itu?" Ia menjawab,
"Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Pcngasih dan Penyayang, tiddatuhan
selain Engkau, Yang Menciptakan scgala sesuatu yang sebelumnya tidak
ada, Yang Maha Kekal dan tidak pernah lengah, Yang Maha Hidup dan
tidak akan mati, Yang menciptakan sesuatu yang terlihat dan tak
terlihat. Setiap hari ada karena kehendak-Mu. Ya Allah yang mengetahui
segala sesuatu tanpa belajar. Aku yakin kekalahan kaum kafir adalah
kehendak dan perintah Allah." Sahabat-sahabat Rasulullah Saw
mendengarkan doa yang diungkapkan seorang rahib dari Hijr itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar