Jumat, 14 Agustus 2015

Khalifah Yazid bin Mu'awiyah dan Syahidnya Imam Husein di Hari Asyuro

Khalifah Yazid bin Mu'awiyah dan Syahidnya Imam Husein di Hari Asyuro

Yazid bin Mu'awiyah, lahir tahun 25 H ada yg mengatakan 26 H. Dia bertubuh gemuk dan berbulu.
Hasan Bashri berkata: Dua orang perusak urusan manusia adalah: Pertama, 'Amr bin Al 'Ash. Itu terjadi saat dia mengangkat Al Qur'an saat minta dileraikan persengketaan. Peristiwa Tahkim ini menjadi goresan sejarah panjang hingga hari kiamat dengan memunculkan kaum khawarij. Kedua, adalah Al Mughirah bin Syu'bah. Peristiwanya adalah sebagai berikut:Saat dia menjadi gubernur Mu'awiyah di Kufah. Mu'awiyah menulis surat kepadanya: “Jika kamu selesai membaca surat ini, menghadaplah kepada saya, kamu akan saya pecat.”
 
Al Mughirah tidak segera menghadap Mu'awiyah. Maka tatkala menghadap, Mu'awiyah berkata: “Apa yg menyebabkanmu datang terlambat?” Al Mughirah berkata, “saya membereskan satu perkara yg telah saya persiapkan sejak lalu.” “Perkara apa yg kamu maksud?” Kata Mu'awiyah. “Saya membereskan bai'at orang-orang Kufah untuk Yazid” kata Al Mughirah. “Apakah telah kamu lakukan itu?” tanya Mu'awiyah. “Ya!” Jawab Al Mughirah dengan mantap. Muawiyah berkata, “Jika itu penyebabnya maka kembalilah, saya kembalikan kamu kepada kedudukanmu!.” Tatkala keluar dari ruangan Muawiyah, para sahabat berkata kepadanya, “Apa maksud dari semua itu?” Al Mughirah berkata, “Saya mengikat kaki Mu'awiyah di batang kayu yg ditancapkan di tanah, tak akan lepas hingga kiamat.”
Tatkala Mu'awiyah meninggal, penduduk Syam membaiat Yazid menjadi khalifah. Kemudian ia mengutus seseorang ke Madinah agar penduduk Madinah membaiat dirinya. Namun Al Husein dan Abdullah bin Zubair enggan membaiatnya. Keduanya keluar menuju Makkah.

Abdullah bin Zubair tidak membaiat dan tidak pula mengajak orang lain untuk membaiat dirinya.  Sedangkan Al Husein, mendapatkan kiriman surat dari penduduk Kufah meminta dirinya untuk datang ke Kufah.

Sebenarnya sejak masa Mu'awiyah dia sudah mendapat surat dari penduduk Kufah namun Al Husein tidak mau. Tatkala Yazid dibaiat, mereka kembali mengirim surat dan memintanya untuk datang ke Kufah. Dia lalu berminat untuk pergi ke Kufah.

Abdullah bin Zubair mengusulkan agar dia pergi ke Kufah, sedangkan Abdullah bin Abbas melarangnya. “Jangan kau lakukan itu!” Kata Abdullah bin Abbas. Abdullah bin Umar juga berkata, “Jangan engkau keluar menuju mereka.” Abdullah bin Umar merangkul Al Husein dan menangis.

Jabir bin Abdullah, Abu Sa'id dan Waqid Al Laitsi juga berusaha mencegah Al Husein untuk pergi. Namun Al Husein tidak menerima nasehat seorangpun dari mereka. Al Husein tampaknya sudah bertekad untuk pergi menuju Irak.

Abdullah bin Abbas berkata kepadanya: “Saya kira kamu akan dibunuh di tengah-tengah istri dan anak-anak perempuanmu sebagaimana 'Utsman dibunuh.” Namun Al Husein tetap tidak menerima nasehat Abdullah bin Abbas. Oleh karena itu Abdullah bin Abbas menangis tersedu.

Imam Husein kemudian pergi menuju Irak pada tanggal 10 Dzulhijjah. Dia disertai oleh beberapa keluarganya baik yg laki-laki maupun yg perempuan serta anak-anaknya.

Yazid bin Muawiyah segera mengirim surat kepada Ubaidillah bin Ziyad untuk membunuhnya. Ziyad mengirim pasukan sebanyak 4000 yg dipimpin Umar bin Sa'ad bin Abi Waqqash. Tatkala mereka mengangkat senjata, Al Husein memberikan tawaran kepada mereka.

Pertama dia akan menyerah dan pulang kembali ke Makkah atau pergi sendiri menemui Yazid. Namun pasukan itu menolak apapun selain mereka harus membunuh Al Husein & keluarganya. Al Husein dibunuh, kepalanya mereka letakkan di baskom kehadapan Ziyad. Al Husein dibunuh di Karbala. Tentang pembunuhannya terdapat kisah yg sangat memilukan dimana hati kita tidak mungkin sanggup menanggungnya. Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'aun. 26 orang lainnya terbunuh dalam pembantaian Karbala tersebut.

Tatkala Al Husein dibunuh, dunia seakan terhenti selama 7 hari. Sedangkan matahari merapat ke dinding laksana kain yg menguning. Bintang-bintang saling bertabrakan. Dia terbunuh pada tanggal 10 Muharram (Asyura). Terjadi gerhana matahari di hari itu. Ufuk langit memerah terus menerus selama 6 bulan. Tidak pernah terjadi fenomena alam seperti itu sebelumnya.

Disebutkan bahwa tidak ada satu pun batu yg ada dibalik Baitul Maqdis saat itu kecuali dibawahnya akan ditemukan darah kental. Tumbuh-tumbuhan berwarna hijau yg ada di markas tentara mereka menjadi laksana bara. Daging-daging onta yg disembelih ketika dimasak laksana buah 'alqam (buah yg sangat pahit).

Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Salma dia berkata: saya menemui ummu Salamah yg saat itu sedang menangis. Saya tanyakan kepadanya, “apa yg menyebabkanmu menangis?” Dia berkata, “Saya semalam melihat Rasulullah dalam mimpi. Saya lihat di kepala dan jenggotnya berdebu. Saya bertanya kepada Rasulullah, “Mengapa engkau wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Saya baru saja menyaksikan pembunuhan Husein.”

Imam Al Baihaqi dalam kitabnya Dalail an-Nubuwah meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas: Saya melihat Rasulullah dalam mimpi. Saat itu tengah hari. Rasulullah kelihatan rambutnya penuh debu. Sedangkan di tangannya ada botol dengan darah di dalamnya. Lalu saya berkata, “Demi ayah & ibuku, apakah itu wahai Rasulullah?” Rasulullah berkata, “Ini adalah darah Al Husein dan teman-temannya, sejak hari ini saya mencarinya.” Abdullah bin Abbas terbangun lalu menghitung hari itu ternyata hari itu adalah Hari Asyura.

Setelah Al Husein & saudara-saudaranya dibunuh, kepala mereka dikirimkan kepada Yazid bin Muawiyah. Pertama kali dia merasa gembira atas terbunuhnya Husein & rombongannya. Namun kemudian dia menyesalkan kejadian itu karena kaum muslimin membenci atas tindakan itu. Kaum muslimin tidak suka terhadap tindakan yg sungguh biadab dan tidak bisa dimaafkan.

Pada tahun 63 H, penduduk Madinah melakukan pemberontakan dan mereka tidak mengakui Yazid sebagai khalifah. Yazid mengirim pasukan dalam jumlah yg sangat besar ke Madinah untuk memerangi penduduk Madinah. Kemudian Yazid memerintahkan pasukannya itu melanjutkan perjalanan menuju Makkah. Dalam rangka memerangi pasukan Abdullah bin Zubair. Dalam peperangan di Madinah itu, dikenal dengan “Peristiwa Harrah”. (satu tempat di sebelah Timur Madinah). Dalam “Peristiwa Harrah” itu hampir tidak ada yg selamat dalam peristiwa itu, sejumlah sahabat Rasulullah dibunuh. Kota Madinah dibumi hanguskan, seribu perawan dirusak kegadisannya. Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'un.

Penyebab pemberontakan penduduk Madinah karena Yazid disamping dia kejam, ia juga banyak melakukan kemaksiatan. Ia mengawini budak-budak, anak-anaknya, dan saudaranya serta pemabuk dan tidak pernah Shalat. Kemudian Pasukan “Harrah” itu bergerak ke Makkah untuk memerangi Abdullah bin Zubair.Pasukan Yazid itu mengepung dan menyerang dengan Manjaniq (pelontar).


Peristiwa itu terjadi pada bulan Shafar tahun 64 H. Karena lemparan-lemparan Manjaniq yg mengandung api mengakibatkan penutup Ka'bah terbakar. Atap-atap Ka'bah dan dua tanduk domba yg merupakan tanduk domba kurban Nabi Ibrahim juga ikut terlalap api. Kedua tanduk domba peninggalan Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam tersebut saat itu berada di atap Ka'bah.
Allah SWT membinasakan Yazid pada bulan Rabiul Awal tahun itu juga. Kabar kematiannya terdengar saat perang sedang berkecamuk di Makkah.  Abdullah bin Zubair berkata di depan bala tentara Syam yg dikirim Yazid: “Wahai orang-orang Syam sesungguhnya pemimpinmu yg zhalim telah mampus!.”

Seketika itu juga bala tentara Yazid itu mundur kembali ke Syam dengan kehinaan. Setelah kematian Yazid, Abdullah bin Zubair mengangkat dirinya sebagai khalifah.  Sedangkan penduduk Syam mengangkat Mu'awiyah anak Yazid menjadi khalifah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar